Pada awalnya mungkin akan muncul kekhawatiran pada anda yang dinyatakan positif hamil padahal anda orang yang aktif bekerja. Seperti yang dikemukakan hasil riset dari Dr. Maureen Marks dari Institute of Psychiatry, Inggris, bahwa 37% dari 3.000 ibu bekerja yang baru pertama kali hamil merasa takut kehamilannya menghambat kesempatan promosi jabatan dan kenaikan gaji. Tapi, 60% dari mereka menemukan bahwa teman-teman kerjanya bersikap sangat mendukung pekerjaannya selama mereka menjalani masa kehamilannya.
Ternyata, kehamilan memang bukan penghalang bagi anda untuk tetap aktif berkarir dan berprestasi.
Jangan sampai semangat untuk berkarya dan berprestasi membuat anda stres berkepanjangan selama menjalani proses kehamilan. Menurut Prof. Dr. Vivette Glover, dokter spesialis kandunganan dari Imperial College London, Inggris, kondisi stres tersebut akan meningkatkan kadar hormon kortisol di dalam tubuh ibu hamil, dan hormon ini dapat masuk ke dalam plasenta. Akibatnya, proses tumbuh kembang janin akan terhambat. Hal ini dikarenakan hormon kortisol adalah hormon yang salah satu fungsi kerjanya adalah melambatkan laju proses pertumbuhan sel.
Hal tersebut dibuktikan oleh hasil riset Prof. Gouke Bonsel dari Amsterdam Born Children, Belanda, beberapa waktu silam terhadap 7.000 ibu hamil yang bekerja, yaitu:
- Ibu hamil yang bekerja 32 jam dalam seminggu, sering mengalami stres selama masa kehamilan, sehingga bayinya berisiko lahir dengan berat 150 gram lebih rendah, dan menjadi anak yang cengeng
- Ibunya berisiko lebih tinggi untuk mengalami preeklampsia dan proses persalinannya membutuhkan waktu lebih lama. Penyebabnya, diduga stres yang dialami ibu hamil akibat waktu kerja yang terlalu banyak, dan beban pekerjaan yang berlebihan.
Stress itu berbeda-beda pada setiap orang, karena setiap orang memiliki kemampuan berbeda dalam mengelola stresnya. Nasehat dari Nick Morgan, psikolog di Departemen Perindustrian dan Tenaga Kerja Inggris, kepada para ibu hamil yang bekerja, "Listen to your body!", sepertinya patut diikuti.
sumber: www.perempuan.com/ fashion 6 April 2009
Ternyata, kehamilan memang bukan penghalang bagi anda untuk tetap aktif berkarir dan berprestasi.
Jangan sampai semangat untuk berkarya dan berprestasi membuat anda stres berkepanjangan selama menjalani proses kehamilan. Menurut Prof. Dr. Vivette Glover, dokter spesialis kandunganan dari Imperial College London, Inggris, kondisi stres tersebut akan meningkatkan kadar hormon kortisol di dalam tubuh ibu hamil, dan hormon ini dapat masuk ke dalam plasenta. Akibatnya, proses tumbuh kembang janin akan terhambat. Hal ini dikarenakan hormon kortisol adalah hormon yang salah satu fungsi kerjanya adalah melambatkan laju proses pertumbuhan sel.
Hal tersebut dibuktikan oleh hasil riset Prof. Gouke Bonsel dari Amsterdam Born Children, Belanda, beberapa waktu silam terhadap 7.000 ibu hamil yang bekerja, yaitu:
- Ibu hamil yang bekerja 32 jam dalam seminggu, sering mengalami stres selama masa kehamilan, sehingga bayinya berisiko lahir dengan berat 150 gram lebih rendah, dan menjadi anak yang cengeng
- Ibunya berisiko lebih tinggi untuk mengalami preeklampsia dan proses persalinannya membutuhkan waktu lebih lama. Penyebabnya, diduga stres yang dialami ibu hamil akibat waktu kerja yang terlalu banyak, dan beban pekerjaan yang berlebihan.
Stress itu berbeda-beda pada setiap orang, karena setiap orang memiliki kemampuan berbeda dalam mengelola stresnya. Nasehat dari Nick Morgan, psikolog di Departemen Perindustrian dan Tenaga Kerja Inggris, kepada para ibu hamil yang bekerja, "Listen to your body!", sepertinya patut diikuti.
sumber: www.perempuan.com/ fashion 6 April 2009
0 komentar:
Posting Komentar