Jumat, 26 Juni 2009

PERNIKAHAN

Dalam menjalani suatu hubungan percintaan, sebagian besar kaum yang menjalankannya mempunyai angan-angan ingin menuju kejenjang yang lebih jauh yaitu pernikahan.Pernikahan bagai suatu mimpi indah dan juga bagaikan suatu ending perjalanan cinta yang akan sangat membahagiakan, romantis, penuh sukacita, dan takkan terlupakan seumur hidup. Pernikahan bagai suatu penantian indah yang sangat dinantikan kedatangannya. Bahkan banyak orang hamper melupakan bagaimana kehidupan setelah berumahtangga karena terbuai angan/mimpi tentang keindahan dihari pernikahan (menjadi raja dan ratu sehari)Tulisan ini bukan bermaksud untuk menakut-nakuti orang yang sedang dalam tahap perencanaan pernikahan, melainkan hanya sekedar sharing melihat semakin maraknya kasus perceraian dimana-mana.
Sebelum anda memasuki tahap perencanaan pernikahan ada baiknya anda memahami pasangan anda terlebih dulu baik sifat luar dan dalamnya, apakah anda yakin kalau anda telah mengenal pasangan anda (bagaimana kehidupan keluarganya, masa lalunya, pergaulannya, apakah ada rahasia yang sedang disembunyikannya) sampai hal sekecil apapun tentangnya anda harus mengetahuinya, dan yang paling utama adalah apakah anda siap menerima semua hal yang kurang baik darinya, kelemahannya dan yakinkan diri anda kalau sampai anda menikah dengannya anda tidak akan mengungkit semua kekurangannya tersebut dan dapat menjadikan kekurangan pasangan sebagai suatu hal yang unik dari dirinya… Demikian juga sebaliknya dengan anda ceritakan semua hal apapun tentang diri anda dan semua hal yang menyangkut sekitar anda, termasuk tentang keluarga anda kepada calon pasangan anda termasuk juga hal yang kurang baik dari anda.
Jika anda dan pasangan anda telah yakin mengetahui seluk-beluk masing-masing pasangan akan lebih mudah kelak menjalani kehidupan bersama.
Hal lain yang juga perlu anda perhatikan adalah kesiapan anda dan pasangan, baik kesiapan materi, fisik maupun kesiapan mental. Apakah anda sudah benar2 yakin anda dapat memenuhi kebutuhan pasangan anda kelak, bukan hanya dalam bentuk materi tapi juga kesiapan mental seperti anda harus bersedia berbagi dengan pasangan anda, anda harus bersedia menjadi sandaran pasangan anda disaat-saat sulit, anda juga harus bersedia dengan ikhlas terbebani dengan keadaan pasangan anda atau keadaan keluarganya…?!!!
Contoh kecil dapat kita ambil dari kehidupan sehari-hari, jika anda seorang perempuan anda harus siap dan rela dengan ikhlas melayani kebutuhan suami bahkan keluarganya kelak (jika anda tinggal bersama keluarga mertua nantinya) seperti menyiapkan makanan/pakaian pasangan, mengurus rumah tangga, dll. Jika anda tidak dapat mengerjakan tugas2 tsb karena tidak terbiasa , mau tidak mau anda harus memulai mempelajarinya mulai saat ini.; Kebiasaan2 pasangan yang tidak tampak pada masa2 pacaran, harus anda terima apa adanya pula; atau contoh lain anda juga harus siap menghadapi pola tingkah laku keluarga pasangan yang berbeda pada saat anda masih berpacaran (karena ada beberapa kriteria mertua yang merasa menantunya telah merebut perhatian dan kasih sayang anaknya, sehingga merasa menantunya adalah saingannya). Dan masih banyak hal kecil yang memerlukan kesiapan mental dari diri anda, jika anda tidak siap mental menghadapi hal2 seperti ini kelak maka pernikahan anda akan menjadi korban.
Setelah anda telah saling memahami dan mempunyai kesiapan, maka hal lain yang juga penting untuk diperhatikan adalah mengenai pembagian pekerjaan. Banyak orang merasa sepele dengan hal ini, namun hal ini juga yang banyak menimbulkan keributan antara suami istri. Tanyakan dengan jelas kepada pasangan anda apakah anda dapat meneruskan pekerjaan anda disamping mengurus rumah tangga (untuk perempuan khususnya) karena banyak kaum laki-laki yang tidak berkenan jika istrinya bekerja diluar rumah.Anda dan pasangan harus mempunyai kesepakatan dalam hal ini, supaya tidak ada beban menjalani mahligai rumah tangga kelak.
Pernikahan bukan hanya menyatukan dua indivudu, tetapi juga menyatukan dua sifat, egoisme, dan dua keluarga besar. Kuatkan tekad anda sebelum memasuki pernikahan, tanamkan janji dalam hati bahwasanya pernikahan hanya anda lakukan sekali seumur hidup karena pernikahan adalah suatu ikatan suci dan ikrar/janji anda bukan hanya kepada pasangan anda tetapi juga ikrar/janji kepada Tuhan Yang Esa.
Semoga artikel ini bermanfaat bagi anda yang membacanya ataupun memerlukan bantuan berupa saran dalam mengahadapi perencanaan pernikahan.
Salam Dunia Perempuan.

9 komentar:

Seti@wan Dirgant@Ra mengatakan...

Cinta sepasang suami isteri bagaikan pohon yang memerlukan siraman air dan pupuk agar tetap tumbuh sehat dan besar. Tidak layu. Tidak mati. Pupuk dan air bagi pohon cinta itu adalah ritual romantisme. Disebut ritual karena memang harus dilaksanakan dengan tulus sepenuh hati dan secara rutin. Jika ritual-ritual cinta romantis ini dilaksanakan oleh suami isteri sepenuh hati dan rutin, maka Insya Allah akan merengkuh manisnya cinta yang mendalam dan tak terkira nikmatnya. Ritual-ritual cinta ini diajarkan oleh Nabi Muhammad. Bukan hanya seorang nabi utusan Allah, Muhammad juga merupakan seorang suami paling romantis yang pantas dijadikan teladan bagi kita yang ingin meraih cinta sejati. Meraih kebahagiaan akherat dan kebahagiaan dunia.

Aneuk Nanggroe mengatakan...

Cinta..! Dari Hanya cinta kepada yg Maha KUasa yang tidak akan lekang oleh waktu dan masa

Merry mengatakan...

thank you so much buat yang udah kasi komentnya...:)

Kyudo mengatakan...

hehehe... nice info..
kapan pandu nikah ya... hmmm...

eha mengatakan...

Iya nih, tak cukup hanya cinta, musti dipikir n dipersiapkan mateng-mateng. Tapi sebaliknya, biarpun sesiap n semateng apa pun, bila tanpa cinta ya buat apa.

Tukang Komen mengatakan...

yang terpenting adalah komitmen dalam menjalani cinta tersebut, setuju dengan bang Iwan ritual romantisme harus tetap terjaga dan dilaksanakan dengan tulus tak ada paksa memaksa, keduanya harus tulus dalam menjalaninya, niscaya hidup berdua akan terasa sangat indah.

tikno mengatakan...

Kata orang sih... pernikahan itu ibarat sebuah perjudian. Kalau dapat kartu bagus maka beruntunglah. Kalau dapat kartu jelek maka terimalah pilihanmu dengan lapang dada.

eha mengatakan...

Aku mampir lagi, merry. Ada award ber-backlink yang menunggumu di blogku, segera dijemput ya

Tukang Komen mengatakan...

Pernikahan menjadi sebuah tolok ukur kehidupan kita bahagia atau sebaliknya.

Posting Komentar